Selasa, 10 Mei 2011

pemanfaatan media pembelajaran geografi di sekolah

<

PENTINGNYA PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI DI SEKOLAH

Diajukan untuk memenuhi
Mata Kuliah Media Pemeblajaran Geografi





DISUSUN OLEH :
1. Siti Husnah (A1A510602)
2. Nurul Hasanah (A1A510602)
3. Rusmiati (A1A510603)
4. Emli Mukhlasi (A1A506264)
5. M. Rezy Achda (A1A506230)


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2011





A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Pendidikan dinyatakan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang Undang No. 20 Tahun 2003). Penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi proses pembelajaran. Guru merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada aturan pendidikan yang ditetapkan dalam bentuk kurikulum.
Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional. Pengembangan kurikulum disusun untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar membangun dan menentukan jati diri melalui proses belajar aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Rusman, 2009: 472).
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia dalam pembangunan. Pembangunan selalu diupayakan sesuai dengan tuntutan zaman. Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti jika tidak sesuai dengan pembangunan nasional (Umar Tirtarahardja & S.L.La Sulo, 2005: 225).
Pemerintah terus mengadakan pembaharuan dan penyesuaian dalam bidang pendidikan, baik dalam sistem, metode maupun peningkatan mutu pendidikan, sehingga manusia Indonesia diharapkan mempunyai kualitas sumber daya yang meningkat. Pelaksanaan pendidikan nasional sering mengalami kendala–kendala terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga pemerintah melakukan upaya–upaya meliputi pembaharuan dan penyempurnaan kurikulum, meningkatkan kualitas guru, pengadaan buku dan fasilitas belajar lainnya yang berhubungan dengan kualitas pendidikan (Sudjana, 1989 dalam Mira Yunita, 2009: 1).
Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan, tidak terlepas dari peran guru sebagai mediator dan fasilitator. guru sebagai mediator hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi keberhasilannya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Uzer Usman, 2000: 11).
Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran yaitu guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Peran guru sebagai fasilitator supaya guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif, merencanakan dan menciptakan sumber-sumber belajar lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Sumber-sumber belajar selain guru disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik, biasanya dikenal sebagai ”Media Pembelajaran” (Uzer Usman, 2000: 11).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam hal sarana dan prasarana pendidikan pada Bab XII Pasal 45 dengan tegas dinyatakan bahwa: (1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik; (2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Media adalah sarana pendidikan dan merupakan alat bantu mengajar guru (teaching aids), alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman nyata, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap belajar siswa. Media adalah “manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Arsyad, 1995: 3). Media pembelajaran adalah bahan, alat, dan manusia yang merupakan bagian dari sistem instruksional dan berfungsi sebagai penyalur informasi kepada siswa agar siswa terbuka pikiran, perasaan dan perhatiannya dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap selama pembelajaran berlangsung. agar interaksi belajar-mengajar tidak terjadi kesesatan, guru dianjurkan menggunakan media pembelajaran (Abdul Malik, 2006: 120).
Fungsi media dalam interaksi belajar-mengajar adalah untuk mengatasi perbedaan pengalaman pribadi anak didik, mengatasi kesulitan apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil, menjelaskan peristiwa-peristiwa alam, memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat dan dapat membangkitkan minat belajar baru dan membangkitkan motivasi kegiatan belajar anak didik (Abdul Malik, 2006: 121).
Jenis media yang sering dipakai dalam belajar mengajar yaitu media Audio meliputi radio, piringan hitam, pita Audo, tape recorder; media visual melilputi media visual diam, media visual gerak; media Audio Visual meliputi media Audio visual diam dan medi audio visual gerak; media serbaneka meliputi display, media tiga dimensi, karyawisata, belajar perprogram, komputer (Depdiknas, 2002: 15). Kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran yaitu: sesuai dengan tujuan yang dicapai, tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, Praktis mudah dan bertahan, guru terampil menggunakannya, pengelompokkan sasaran, mutu teknis (Azhar Arsyad, 2005: 75).
Geografi yang obyek studinya permukaan bumi dengan relasi keruangannya, memiliki kedudukan yang kuat dalam memberikan dasar pengetahuan kepada setiap orang dalam mempelajari dan melakukan studi berbagai aspek kehidupan di permukaan bumi. Pelajaran Geografi yang diajarkan di sekolah merupakan mata pelajaran yang sangat penting yaitu membahas tentang geosfer beserta fenomena yang terjadi, untuk memberikan citra tentang geosfer beserta fenomena yang terjadi, tidak dapat hanya diceramahkan, ditanyakan, dan didiskusikan, melainkan juga harus ditunjukkan dan diperagakan. Oleh karena itu, diperlukan media pembelajaran yang khusus di pergunakan dalam pembelajaran geografi (Nursid Sumaatmadja, 2001: 15).
B. Isi
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan kata jamak yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media menurut termilogi adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Azhar Arsyad, 2005 : 3). Gerlach dan Ely ( 1971 : 3 ) menjelaskan bahwa media di pahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.Lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung di artikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Batasan yang di uraikan oleh Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA) tentang media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio visual serta peralatannya, media hendaknya dapat di manipulasi, dilihat, di dengar, serta dapat di baca. Batasan-batasan diatas ada persamaan tentang pengertian media, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat sehingga siswa dalam belajar termotivasi dengan baik ( Sadiman : 1970 : 7 ).
b. Media Pembelajaran
Media pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1994: 81-82) adalah bentuk gambar ilustrasi fotografi yang tidak diproyeksikan, terdapat dimana-mana baik di lingkungan siswa maupun lingkungan orang dewasa.
Media pembelajaran menurut Harjanto (1997: 247) memiliki dua arti:
1) Arti sempit, media pembelajaran diartikan hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran yang terencana;
2) Arti luas, media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks akan tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti slide, fotografi, diagram dan bagan buatan guru, objek-objek nyata bahkan guru pun dianggap sebagai media.
Berdasarkan beberapa pengertian, dapat kita pahami bahwa media pembelajaran merupakan perantara atau penghubung antara siswa dengan materi pembelajaran. Segala sesuatu yang dapat membuat siswa mengetahui atau memahami suatu konsep dalam mata pelajaran juga dapat disebut media pembelajaran.
Pendapat terdahulu membuktikan bahwa media pembelajaran tidak terbatas pada hal-hal yang dianggap kompleks, namun jika sesuatu itu dapat menghubungkan siswa dengan materi atau dapat mencapai tujuan maka sangat pantas untuk disebut media pembelajaran.
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Gagne (Sadiman Arif, 1990: 23 ) menegaskan bahwa media pembelajaran dikelompokkan dalam 7 kelompok, yaitu:
1) Benda untuk didemontrasikan
2) Komunikasi lisan;
3) Media cetak;
4) Gambar diam;
5) Gambar gerak;
6) Film bersuara;
7) Mesin belajar.
Soels dan Glasgow (Azhar Arsyad, 1997: 33-36) mengemukakan bahwa media dibagi dalam dua kategori luas, yaitu:
1) Pilihan media tradisional yang terdiri dari:
a) Visual diam yang diproyeksikan diantaranya: proyeksi tidak tembus pandang, proyeksi overhead, slides, dan filmstrip;
b) Visual yang tidak diproyeksikan, diantaranya: gambar poster, foto, charts, dan papan info;
c) Audio, diantaranya: rekaman piringan dan pita chalet;
d) Penyajian multimedia, diantaranya slide plus suara dan multi-image;
e) Visual dinamis yang diproyeksikan, diantaranya: film. Televisi, dan video;
f) Media cetak, diantaranya: buku teks, modul, work book, majalah ilmiah, dan lembaran lepas;
g) Permainan, diantaranya: teka teki, simulasi dan permainan papan;
h) Realita, diantaranya: model, specimen, dan manipulatif.
2) Pilihan Media teknologi mutakhir, yang terdiri dari:
a) Media berbasis komunikasi, diantaranya teleconference dan kuliah jarak jauh;
b) Media berbasis microprocessor, diantaranya: computer assisted, tutor intelijen, interaktif, hypermedia, dan compact.
Nursid Sumaatmadja (1997:79-82) mengemukakan bahwa jenis media pembelajaran geografi yang umumnya digunakan adalah
1) Peta, merupakan konsep dan hakikat dasar pada geografi;
2) Atlas, adalah kumpulan peta dalam bentuk buku;
3) Globe merupakan model dan bentuk yang sangat mini dari bola bumi;
4) Gambar dan potret yang berkenaan dengan gejala geografi;
5) Diagram dan grafik yang mendeskripsikan kuantitaif gejala geografi;
6) Media cetak lainnya seperti surat kabar, majalah terutama buku.
Beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.
1) Media Audio
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata / bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio antara lain radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam dan laboratorium bahasa.
2) Media Visual
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi (Sadiman, dkk, 1990).
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar, artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Grafis berfungsi pula untuk menarik, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan, selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.
Jenis media grafis (Sadiman, dkk, 1990) beberapa diantaranya:
a) Gambar / foto
Diantara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Sebuah pepatah cina yanta mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari seribu kata.
b) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Setiap orang yang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya tidak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru.
c) Diagram
Diagram adalah suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis atau simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada disitu.
d) Bagan/chart
Bagan atau chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya dapat disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan batir-butir penting dari presentasi.
e) Grafik / graphs
Grafik merupakan suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar.Untuk melengkapinya seringkali simbol-simbol verbal digunakan pula disitu.
Fungsinya adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prinsip-prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif.
f) Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis dalam suatu gambar interpretative yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.
g) Poster
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Usaha untuk mempengaruhi orang-orang membeli produk baru dari suatu perusahaan, untuk mengikuti program keluarga berencana atau untuk menyayangi binatang dapat dituangkan dalam poster.
h) Peta dan globe
Peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Tetapi secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi tentang (Sadiman, dkk, 1990)
(1) Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai-sungai, gunung-gunung dan bentuk-bentuk daratan serta perairan lainnya;
(2) Tempat-tempat serta arah dan jarak tempat tinggal yang lain;
(3) Data-data budaya dan kemasyarakatan seperti misalnya populasi ataunpola bahasa / adat istiadat;
(4) Data-data ekonomi sperti misalnya hasil pertanian, industri atau perdagangan internasional.
Media lain dari peta dan globe, yang dipakai sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
(1) Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik ,daerah kepulauan dan lain-lain.
(2) Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis.
(3) Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bumi yang sebenarnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, peta dan globe sangat penting untuk mengkonkretkan pesan-pesan yang abstrak.
i) Papan planel
Papan planel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain planel ini dapat dilipat sehinnga praktis. Gambar-gambar yang di sajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat di pakai berkali-kali. Selain gambar di kelas-kelas rendah Sekolah dasar atau Taman Kanak-Kanak,papan planel ini dipakai pula untuk menempelkan huruf dan angka-angka.
j) Papan buletin
Berbeda dengan papan planel, papan buletin ini tidak di lapisi kain planel tetapi langsung di tempel gambar-gambar atau tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
k) Papan tulis (hitam, abu-abu, hijau)
Adalah papan dari kayu dengan permukaan yang bisa ditulis ulang dengan menggunakan kapur tulis. Papan tulis zaman dulu dibuat dari lembaran tipis batu tulis berwarna hitam atau abu-abu. Papan tulis sekarang dibuat dari lembaran papan yang dicat dengan cat yang tidak mengkilat, biasanya berwarna hitam atau hijau. Papan tulis biasanya digunakan di sekolah-sekolah dan institusi pendidikan atau pelatihan. Tulisan atau gambar yang dibuat dengan kapur tulis mudah dihapus dengan lap basah atau penghapus papan tulis yang dibuat dari secarik karpet yang ditempelkan di sepotong kayu. Sedangkan tulisan yang dibuat dari kapur tulis yang dibasahkan biasanya lebih sulit dihapus.
3) Media Audio - visual
Media Audio visual mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Bahan-bahan grafis banyak sekali di pakai dalam media Audio visual (Sadiman,dkk,2007).
Beberapa jenis Media Audio Visual antara lain:
a) Film bingkai
b) Film rangkai;
c) Media transparasi;
d) Proyector tak tembus pandang;
e) Mikrofis;
f) Film gelang;
g) Televisi (tv);
h) Video;
i) Permainan dan simulasi.




d. Manfaat dan Kegunaan Media Pembelajaran
Sudjana dan Rivai (1992: 2) yang di kutip Azhar Arsyad (2005: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:
1). Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar
2). Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat di pahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran,
3). Metode mengajar melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian akan lebih bervariasi sehinnga akan lebih menarik,
4). Siswa dapat lebih banyak guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati dan lain-lain.
Menurut Harjanto (1997: 245-246), secara umum media pembelajaran atau media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1). Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
3). Menimbulkan gairah belajar, interaksi siswa dengan lingkungan secara langsung, dan memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuannya.
Dengan beberapa pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa media pembelajaran memiliki manfaat yang besar baik bagi siswa maupun bagi guru. Bagi seorang guru, penggunaan media tentu sangat membantuk memperlancar pelaksanaan proses pembelajaran sebab siswa dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan. Bagi siswa, media dapat membuatnya tertarik dengan materi yang disampaikan sehingga lebih serius dan konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.
e. Cara Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997: 250-252) harus memperhatikan beberapa faktor yaitu:
1). Faktor siswa;
2). Faktor isi pelajaran;
3). Faktor tujuan yang hendak dicapai.
Azhar Arsyad (2005: 67-69) mengemukakan ada 6 langkah yang harus dilakukan dalam memilih media, yaitu:
1). Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran. Menganalisis secara umum dan khusus yang meliputi pengetahuan keterampilan dan sikap awal mereka;
2). Merumuskan tujuan pembelajaran. Perilaku kemampuan baru apa yang diharapkan siswa miliki dan dikuasai setelah proses belajar mengajar selesai;
3). Memilih/memodifikasi, merancang dan mengembangkan materi yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan mencapai tujuan yang tentunya akan menghemat waktu dan biaya;
4). Menggunakan materi dan media. Diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu di perlukan untuk menggunakannya;
5). Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektifan proses belajar mengajar;
6). Mengevaluasi proses belajar. Tujuan utama evaluasi untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran.
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih media pembelajaran menurut Wilkinson, yaitu:
1). Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama.
2). Ketepatgunaan
Materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapain akademik.
3). Keadaan siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindividual antara siswa. Misalnya siswa tergolong tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.
4). Ketersediaan
Suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Media menurut Wilkinson merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
5) Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.

2. Guru
Pengertian guru menurut beberapa ahli dapat diuraikan sebagai berikut :
a. guru adalah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain (McLeod,1989);
b. guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1).
c. guru adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, wewenang dan tanngung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan disekolah (Surat edaran mendikbud dan kepala BKN No 57686/MPK/1989).

3. Peranan guru dalam proses pembelajaran
Beberapa peranan guru dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut :
a. Guru sebagai demonstrator, perannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa;
b. Guru sebagai pengelola kelas, peranannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu di organisasi.Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.
c. Guru sebagai mediator dan fasilitator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
d. Guru sebagai evaluator.Fungsi ini di maksudkan agar guru mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai atau belum,dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Guru dengan melakukan penilaian akan dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.Guru dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar, hendaknya secara terus menerus memantau hasil belajar yang telah di capai oleh siswa-siswanya dari waktu ke waktu (Uzer Usman, 2009: 9-11).

4. Geografi
Geografi menurut R.bintarto (1997) adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat –sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas tentang kehdupan dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Geografi menurut Sumaatmadja (1997) adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.
Pelajaran geografi adalah sub bidang studi ilmu sosial yang khusus mempelajari cara mengamati, menggolong – golongkan, menganalisa dan menghubung – hubungkan perbedaan daerah – daerah di permukaan bumi. Geografi memadukan dimensi - dimensi alam dan manusia di dunia dalam menelaah manusia dan lingkungannya. (Depdiknas 2001: 5).
Berdasarkan beberapa definisi geografi di atas, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran geografi yang di ajarkan di sekolah merupakan kumpulan bahan ajar yang mempelajari gejala-gejala alam dan kehidupan manusia dengan variasi wilayahnya.
Fungsi mata pelajaran geografi adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses yang berkaitan ;
2. Mengembangkan keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi,mengkomunikasikan, dan menerapkan pengetahuan geografi;
3. Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan sumber daya toleransi terhadap keragaman sosial-budaya masyarakat (Sumaatmadja,1997).
5. Pentingnya Penggunaan Media Pembelajaran Di Sekolah
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima siswa-siswa lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi terjadi kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada.
b. Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Jelas dan Menarik
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, menarik minat siswa. Dengan media, bahan materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa, merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional. Pendeknya, media dapat membantu guru untuk menciptakan suasa belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
c. Proses Pembelajaran Menjadi Interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media, guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga siswa.
d. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan media bukan hanya membuat proses belajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, mungkin siswa kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
e. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan komputer, memungkin siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan untuk belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah.
f. Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan. Kebiasaan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
g. Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Jelas dan Menarik
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dll. Demikianlah, jika media dimanfaatkan secara optimal kualitas belajar siswa akan meningkat sehingga akan menghasil output yang memuaskan. Selain prestasi akademik mereka akan mengalami peningkatan, diharapkan belajar yang berkualitas akan mengubah perilaku perserta didik.
PENTINGNYA PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN IPS GEOGRAFI DI SEKOLAH

Diajukan untuk memenuhi
Mata Kuliah Media Pemeblajaran Geografi





DISUSUN OLEH :
1. Siti Husnah (A1A510602)
2. Nurul Hasanah (A1A510602)
3. Rusmiati (A1A510603)
4. Emli Mukhlasi (A1A506264)
5. M. Rezy Achda (A1A506230)


PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2011





A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Pendidikan dinyatakan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang Undang No. 20 Tahun 2003). Penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi proses pembelajaran. Guru merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada aturan pendidikan yang ditetapkan dalam bentuk kurikulum.
Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional. Pengembangan kurikulum disusun untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar membangun dan menentukan jati diri melalui proses belajar aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (Rusman, 2009: 472).
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia dalam pembangunan. Pembangunan selalu diupayakan sesuai dengan tuntutan zaman. Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai arti jika tidak sesuai dengan pembangunan nasional (Umar Tirtarahardja & S.L.La Sulo, 2005: 225).
Pemerintah terus mengadakan pembaharuan dan penyesuaian dalam bidang pendidikan, baik dalam sistem, metode maupun peningkatan mutu pendidikan, sehingga manusia Indonesia diharapkan mempunyai kualitas sumber daya yang meningkat. Pelaksanaan pendidikan nasional sering mengalami kendala–kendala terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga pemerintah melakukan upaya–upaya meliputi pembaharuan dan penyempurnaan kurikulum, meningkatkan kualitas guru, pengadaan buku dan fasilitas belajar lainnya yang berhubungan dengan kualitas pendidikan (Sudjana, 1989 dalam Mira Yunita, 2009: 1).
Upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan, tidak terlepas dari peran guru sebagai mediator dan fasilitator. guru sebagai mediator hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi keberhasilannya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Uzer Usman, 2000: 11).
Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran yaitu guru harus terampil mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Peran guru sebagai fasilitator supaya guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang interaktif, merencanakan dan menciptakan sumber-sumber belajar lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Sumber-sumber belajar selain guru disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan atau diciptakan secara terencana oleh para guru atau pendidik, biasanya dikenal sebagai ”Media Pembelajaran” (Uzer Usman, 2000: 11).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam hal sarana dan prasarana pendidikan pada Bab XII Pasal 45 dengan tegas dinyatakan bahwa: (1) Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik; (2) Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada semua satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Media adalah sarana pendidikan dan merupakan alat bantu mengajar guru (teaching aids), alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, yaitu gambar, model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman nyata, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap belajar siswa. Media adalah “manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap (Arsyad, 1995: 3). Media pembelajaran adalah bahan, alat, dan manusia yang merupakan bagian dari sistem instruksional dan berfungsi sebagai penyalur informasi kepada siswa agar siswa terbuka pikiran, perasaan dan perhatiannya dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap selama pembelajaran berlangsung. agar interaksi belajar-mengajar tidak terjadi kesesatan, guru dianjurkan menggunakan media pembelajaran (Abdul Malik, 2006: 120).
Fungsi media dalam interaksi belajar-mengajar adalah untuk mengatasi perbedaan pengalaman pribadi anak didik, mengatasi kesulitan apabila suatu benda secara langsung tidak dapat diamati karena terlalu kecil, menjelaskan peristiwa-peristiwa alam, memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat dan dapat membangkitkan minat belajar baru dan membangkitkan motivasi kegiatan belajar anak didik (Abdul Malik, 2006: 121).
Jenis media yang sering dipakai dalam belajar mengajar yaitu media Audio meliputi radio, piringan hitam, pita Audo, tape recorder; media visual melilputi media visual diam, media visual gerak; media Audio Visual meliputi media Audio visual diam dan medi audio visual gerak; media serbaneka meliputi display, media tiga dimensi, karyawisata, belajar perprogram, komputer (Depdiknas, 2002: 15). Kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media pembelajaran yaitu: sesuai dengan tujuan yang dicapai, tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, Praktis mudah dan bertahan, guru terampil menggunakannya, pengelompokkan sasaran, mutu teknis (Azhar Arsyad, 2005: 75).
Geografi yang obyek studinya permukaan bumi dengan relasi keruangannya, memiliki kedudukan yang kuat dalam memberikan dasar pengetahuan kepada setiap orang dalam mempelajari dan melakukan studi berbagai aspek kehidupan di permukaan bumi. Pelajaran Geografi yang diajarkan di sekolah merupakan mata pelajaran yang sangat penting yaitu membahas tentang geosfer beserta fenomena yang terjadi, untuk memberikan citra tentang geosfer beserta fenomena yang terjadi, tidak dapat hanya diceramahkan, ditanyakan, dan didiskusikan, melainkan juga harus ditunjukkan dan diperagakan. Oleh karena itu, diperlukan media pembelajaran yang khusus di pergunakan dalam pembelajaran geografi (Nursid Sumaatmadja, 2001: 15).
B. Isi
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan kata jamak yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media menurut termilogi adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Azhar Arsyad, 2005 : 3). Gerlach dan Ely ( 1971 : 3 ) menjelaskan bahwa media di pahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.Lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung di artikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Batasan yang di uraikan oleh Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA) tentang media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio visual serta peralatannya, media hendaknya dapat di manipulasi, dilihat, di dengar, serta dapat di baca. Batasan-batasan diatas ada persamaan tentang pengertian media, yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat sehingga siswa dalam belajar termotivasi dengan baik ( Sadiman : 1970 : 7 ).
b. Media Pembelajaran
Media pembelajaran menurut Oemar Hamalik (1994: 81-82) adalah bentuk gambar ilustrasi fotografi yang tidak diproyeksikan, terdapat dimana-mana baik di lingkungan siswa maupun lingkungan orang dewasa.
Media pembelajaran menurut Harjanto (1997: 247) memiliki dua arti:
1) Arti sempit, media pembelajaran diartikan hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran yang terencana;
2) Arti luas, media pembelajaran tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks akan tetapi juga mencakup alat-alat sederhana seperti slide, fotografi, diagram dan bagan buatan guru, objek-objek nyata bahkan guru pun dianggap sebagai media.
Berdasarkan beberapa pengertian, dapat kita pahami bahwa media pembelajaran merupakan perantara atau penghubung antara siswa dengan materi pembelajaran. Segala sesuatu yang dapat membuat siswa mengetahui atau memahami suatu konsep dalam mata pelajaran juga dapat disebut media pembelajaran.
Pendapat terdahulu membuktikan bahwa media pembelajaran tidak terbatas pada hal-hal yang dianggap kompleks, namun jika sesuatu itu dapat menghubungkan siswa dengan materi atau dapat mencapai tujuan maka sangat pantas untuk disebut media pembelajaran.
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Gagne (Sadiman Arif, 1990: 23 ) menegaskan bahwa media pembelajaran dikelompokkan dalam 7 kelompok, yaitu:
1) Benda untuk didemontrasikan
2) Komunikasi lisan;
3) Media cetak;
4) Gambar diam;
5) Gambar gerak;
6) Film bersuara;
7) Mesin belajar.
Soels dan Glasgow (Azhar Arsyad, 1997: 33-36) mengemukakan bahwa media dibagi dalam dua kategori luas, yaitu:
1) Pilihan media tradisional yang terdiri dari:
a) Visual diam yang diproyeksikan diantaranya: proyeksi tidak tembus pandang, proyeksi overhead, slides, dan filmstrip;
b) Visual yang tidak diproyeksikan, diantaranya: gambar poster, foto, charts, dan papan info;
c) Audio, diantaranya: rekaman piringan dan pita chalet;
d) Penyajian multimedia, diantaranya slide plus suara dan multi-image;
e) Visual dinamis yang diproyeksikan, diantaranya: film. Televisi, dan video;
f) Media cetak, diantaranya: buku teks, modul, work book, majalah ilmiah, dan lembaran lepas;
g) Permainan, diantaranya: teka teki, simulasi dan permainan papan;
h) Realita, diantaranya: model, specimen, dan manipulatif.
2) Pilihan Media teknologi mutakhir, yang terdiri dari:
a) Media berbasis komunikasi, diantaranya teleconference dan kuliah jarak jauh;
b) Media berbasis microprocessor, diantaranya: computer assisted, tutor intelijen, interaktif, hypermedia, dan compact.
Nursid Sumaatmadja (1997:79-82) mengemukakan bahwa jenis media pembelajaran geografi yang umumnya digunakan adalah
1) Peta, merupakan konsep dan hakikat dasar pada geografi;
2) Atlas, adalah kumpulan peta dalam bentuk buku;
3) Globe merupakan model dan bentuk yang sangat mini dari bola bumi;
4) Gambar dan potret yang berkenaan dengan gejala geografi;
5) Diagram dan grafik yang mendeskripsikan kuantitaif gejala geografi;
6) Media cetak lainnya seperti surat kabar, majalah terutama buku.
Beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.
1) Media Audio
Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata / bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio antara lain radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam dan laboratorium bahasa.
2) Media Visual
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain, media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi (Sadiman, dkk, 1990).
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar, artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Grafis berfungsi pula untuk menarik, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan, selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.
Jenis media grafis (Sadiman, dkk, 1990) beberapa diantaranya:
a) Gambar / foto
Diantara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai dan merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Sebuah pepatah cina yanta mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari seribu kata.
b) Sketsa
Sketsa adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Setiap orang yang normal dapat diajar menggambar, maka setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya tidak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru.
c) Diagram
Diagram adalah suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis atau simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada disitu.
d) Bagan/chart
Bagan atau chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya dapat disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan batir-butir penting dari presentasi.
e) Grafik / graphs
Grafik merupakan suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar.Untuk melengkapinya seringkali simbol-simbol verbal digunakan pula disitu.
Fungsinya adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prinsip-prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif.
f) Kartun
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis dalam suatu gambar interpretative yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.
g) Poster
Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Usaha untuk mempengaruhi orang-orang membeli produk baru dari suatu perusahaan, untuk mengikuti program keluarga berencana atau untuk menyayangi binatang dapat dituangkan dalam poster.
h) Peta dan globe
Peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Tetapi secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi tentang (Sadiman, dkk, 1990)
(1) Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai-sungai, gunung-gunung dan bentuk-bentuk daratan serta perairan lainnya;
(2) Tempat-tempat serta arah dan jarak tempat tinggal yang lain;
(3) Data-data budaya dan kemasyarakatan seperti misalnya populasi ataunpola bahasa / adat istiadat;
(4) Data-data ekonomi sperti misalnya hasil pertanian, industri atau perdagangan internasional.
Media lain dari peta dan globe, yang dipakai sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
(1) Memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik ,daerah kepulauan dan lain-lain.
(2) Merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis.
(3) Memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bumi yang sebenarnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, peta dan globe sangat penting untuk mengkonkretkan pesan-pesan yang abstrak.
i) Papan planel
Papan planel adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain planel ini dapat dilipat sehinnga praktis. Gambar-gambar yang di sajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat di pakai berkali-kali. Selain gambar di kelas-kelas rendah Sekolah dasar atau Taman Kanak-Kanak,papan planel ini dipakai pula untuk menempelkan huruf dan angka-angka.
j) Papan buletin
Berbeda dengan papan planel, papan buletin ini tidak di lapisi kain planel tetapi langsung di tempel gambar-gambar atau tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.
k) Papan tulis (hitam, abu-abu, hijau)
Adalah papan dari kayu dengan permukaan yang bisa ditulis ulang dengan menggunakan kapur tulis. Papan tulis zaman dulu dibuat dari lembaran tipis batu tulis berwarna hitam atau abu-abu. Papan tulis sekarang dibuat dari lembaran papan yang dicat dengan cat yang tidak mengkilat, biasanya berwarna hitam atau hijau. Papan tulis biasanya digunakan di sekolah-sekolah dan institusi pendidikan atau pelatihan. Tulisan atau gambar yang dibuat dengan kapur tulis mudah dihapus dengan lap basah atau penghapus papan tulis yang dibuat dari secarik karpet yang ditempelkan di sepotong kayu. Sedangkan tulisan yang dibuat dari kapur tulis yang dibasahkan biasanya lebih sulit dihapus.
3) Media Audio - visual
Media Audio visual mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Bahan-bahan grafis banyak sekali di pakai dalam media Audio visual (Sadiman,dkk,2007).
Beberapa jenis Media Audio Visual antara lain:
a) Film bingkai
b) Film rangkai;
c) Media transparasi;
d) Proyector tak tembus pandang;
e) Mikrofis;
f) Film gelang;
g) Televisi (tv);
h) Video;
i) Permainan dan simulasi.




d. Manfaat dan Kegunaan Media Pembelajaran
Sudjana dan Rivai (1992: 2) yang di kutip Azhar Arsyad (2005: 24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu:
1). Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar
2). Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat di pahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran,
3). Metode mengajar melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian akan lebih bervariasi sehinnga akan lebih menarik,
4). Siswa dapat lebih banyak guru tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati dan lain-lain.
Menurut Harjanto (1997: 245-246), secara umum media pembelajaran atau media pendidikan mempunyai kegunaan sebagai berikut:
1). Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2). Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
3). Menimbulkan gairah belajar, interaksi siswa dengan lingkungan secara langsung, dan memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuannya.
Dengan beberapa pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa media pembelajaran memiliki manfaat yang besar baik bagi siswa maupun bagi guru. Bagi seorang guru, penggunaan media tentu sangat membantuk memperlancar pelaksanaan proses pembelajaran sebab siswa dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan. Bagi siswa, media dapat membuatnya tertarik dengan materi yang disampaikan sehingga lebih serius dan konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.
e. Cara Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran menurut Harjanto (1997: 250-252) harus memperhatikan beberapa faktor yaitu:
1). Faktor siswa;
2). Faktor isi pelajaran;
3). Faktor tujuan yang hendak dicapai.
Azhar Arsyad (2005: 67-69) mengemukakan ada 6 langkah yang harus dilakukan dalam memilih media, yaitu:
1). Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran. Menganalisis secara umum dan khusus yang meliputi pengetahuan keterampilan dan sikap awal mereka;
2). Merumuskan tujuan pembelajaran. Perilaku kemampuan baru apa yang diharapkan siswa miliki dan dikuasai setelah proses belajar mengajar selesai;
3). Memilih/memodifikasi, merancang dan mengembangkan materi yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan mencapai tujuan yang tentunya akan menghemat waktu dan biaya;
4). Menggunakan materi dan media. Diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu di perlukan untuk menggunakannya;
5). Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektifan proses belajar mengajar;
6). Mengevaluasi proses belajar. Tujuan utama evaluasi untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran.
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam memilih media pembelajaran menurut Wilkinson, yaitu:
1). Tujuan
Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan dari kriteria utama.
2). Ketepatgunaan
Materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut gerak, maka media film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan pencapain akademik.
3). Keadaan siswa
Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda interindividual antara siswa. Misalnya siswa tergolong tipe auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan menggunakan media auditif.
4). Ketersediaan
Suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia. Media menurut Wilkinson merupakan alat mengajar dan belajar, peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru.
5) Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media, hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.

2. Guru
Pengertian guru menurut beberapa ahli dapat diuraikan sebagai berikut :
a. guru adalah seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain (McLeod,1989);
b. guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah (UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1).
c. guru adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, wewenang dan tanngung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan disekolah (Surat edaran mendikbud dan kepala BKN No 57686/MPK/1989).

3. Peranan guru dalam proses pembelajaran
Beberapa peranan guru dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut :
a. Guru sebagai demonstrator, perannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa;
b. Guru sebagai pengelola kelas, peranannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu di organisasi.Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.
c. Guru sebagai mediator dan fasilitator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
d. Guru sebagai evaluator.Fungsi ini di maksudkan agar guru mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai atau belum,dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Guru dengan melakukan penilaian akan dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.Guru dalam fungsinya sebagai penilai hasil belajar, hendaknya secara terus menerus memantau hasil belajar yang telah di capai oleh siswa-siswanya dari waktu ke waktu (Uzer Usman, 2009: 9-11).

4. Geografi
Geografi menurut R.bintarto (1997) adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat –sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas tentang kehdupan dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu. Geografi menurut Sumaatmadja (1997) adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.
Pelajaran geografi adalah sub bidang studi ilmu sosial yang khusus mempelajari cara mengamati, menggolong – golongkan, menganalisa dan menghubung – hubungkan perbedaan daerah – daerah di permukaan bumi. Geografi memadukan dimensi - dimensi alam dan manusia di dunia dalam menelaah manusia dan lingkungannya. (Depdiknas 2001: 5).
Berdasarkan beberapa definisi geografi di atas, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran geografi yang di ajarkan di sekolah merupakan kumpulan bahan ajar yang mempelajari gejala-gejala alam dan kehidupan manusia dengan variasi wilayahnya.
Fungsi mata pelajaran geografi adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses yang berkaitan ;
2. Mengembangkan keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi,mengkomunikasikan, dan menerapkan pengetahuan geografi;
3. Menumbuhkan sikap, kesadaran, dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan sumber daya toleransi terhadap keragaman sosial-budaya masyarakat (Sumaatmadja,1997).
5. Pentingnya Penggunaan Media Pembelajaran Di Sekolah
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Setiap guru mungkin mempunyai penafsiran yang berbeda-beda terhadap suatu konsep materi pelajaran tertentu. Dengan bantuan media, penafsiran yang beragam tersebut dapat dihindari sehingga dapat disampaikan kepada siswa secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama, akan menerima informasi yang persis sama seperti yang diterima siswa-siswa lain. Dengan demikian, media juga dapat mengurangi terjadi kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada.
b. Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Jelas dan Menarik
Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna, baik secara alami maupun manipulasi. Materi pelajaran yang dikemas melalui program media, akan lebih jelas, lengkap, menarik minat siswa. Dengan media, bahan materi sajian bisa membangkitkan rasa keingintahuan siswa, merangsang siswa bereaksi baik secara fisik maupun emosional. Pendeknya, media dapat membantu guru untuk menciptakan suasa belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
c. Proses Pembelajaran Menjadi Interaktif
Jika dipilih dan dirancang secara baik, media dapat membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif selama proses pembelajaran. Tanpa media, seorang guru mungkin akan cenderung berbicara satu arah kepada siswa. Namun dengan media, guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya guru sendiri yang aktif tetapi juga siswa.
d. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Penggunaan media bukan hanya membuat proses belajaran lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja, mungkin siswa kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
e. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, tanpa tergantung pada keberadaan seorang guru. Program-program pembelajaran audio visual, termasuk program pembelajaran menggunakan komputer, memungkin siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa banyak sumber-sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan untuk belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu belajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah.
f. Media dapat menumbuhkan sikap positip siswa terhadap materi dan proses belajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan. Kebiasaan siswa untuk belajar dari berbagai sumber tersebut, akan bisa menanamkan sikap kepada siswa untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang diperlukan.
g. Proses Pembelajaran Menjadi Lebih Jelas dan Menarik
Dengan memanfaatkan media secara baik, seorang guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Seorang guru tidak perlu menjelaskan seluruh materi pelajaran, karena bisa berbagi dengan media. Dengan demikian, guru akan lebih banyak memiliki waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi belajar, dll. Demikianlah, jika media dimanfaatkan secara optimal kualitas belajar siswa akan meningkat sehingga akan menghasil output yang memuaskan. Selain prestasi akademik mereka akan mengalami peningkatan, diharapkan belajar yang berkualitas akan mengubah perilaku perserta didik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar